Kamis, 31 Januari 2008

Perjalanan Pemulung Menjadi Pengusaha Sukses

Sumber Kesaksian: John Peter

Semuanya dimulai dari rongsokan sampah. Dari sinilah saya mengumpulkan setiap hasil yang saya dapat untuk kemudian saya kembangkan. Mulai dari pertama menampung para pemulung, kemudian ada peluang, ada uang, saya kembangkan ke properti, perumahan. Juga seperti kontraktor, membangun jalan, membangun hall, seperti yang sedang kita kerjakan sekarang di jalan padalarang, Purwakarta.

Latar Belakang John Peter

Kelas 1 SD sampai kelas 4 SD saya sudah berjudi. Modal untuk judi biasanya mengambil barang-barang yang ada di rumah, sampai mencuri telor ayam tetangga.

Karena putus asa, orang tua John menyerahkannya pada pamannya yang ada di Cirebon. Namun John diusir karena mencuri uang pamannya.

Ketika saya masih berumur 12 tahun, saya harus membawa koper di kota Cirebon. Saya tidak tahu harus kemana. Saya terlunta-lunta dan tidak ada tempat untuk kembali. Saya menyampaikan kepada orang tua, bahwa saya sudah diusir dari rumah paman. Tapi orang tua juga tidak bisa menerima saya kembali karena saya sudah dianggap tidak ada benarnya. Itulah perjalanan yang menurut saya sangat menyakitkan...

Lalu John datang ke rumah teman baiknya, Hok Kwe Sin waktu itu. Dia minta ijin pada orang tua temannya ini untuk ikut hidup bersama mereka. Disana John tidak dibeda-bedakan. Orang tua Hok Kwe Sin menerima John dengan tulus.

Kebaikan keluarga inilah yang membuat saya terdorong untuk tidak lagi berbuat hal yang dulu saya lakukan, mencuri, bermain judi, berkelahi, berantem seperti itu... Saya buktikan saya bisa. Karena itu di sana saya mulai rajin membantu mereka dalam pekerjaan. Saya mulai rajin belajar dan juga rajin sekolah. Saya menjadi ranking 1 di SMP.

Setelah tamat SMP John melanjutkan SMA di Bandung. Karena berprestasi, orang tuanya kembali membiayai sekolahnya.

Tadinya mereka tidak percaya melihat angka di rapor saya itu 9, 8, 9, 8, seperti itu. Tapi ya mereka sangat bahagia. Akhirnya orang tua saya kembali mendanai saya. Saya pun menyadari keterbatasan kemampuan orang tua saya... Karena itu saya tidak mau membebani mereka.

Untuk membiayai studinya, John bekerja di sebuah tempat tambal ban.

Saya ingin membuktikan diri saya bisa, saya bisa menjadi besar. Karena itu saya tahu jalan pertamanya saya harus sekolah. Walaupun saya tidak punya biaya, saya harus cari. Setiap saya pulang sekolah, saya kerja di tempat itu. Dulu waktu tahun 1984, biaya untuk menambal 1 lubang itu 250 rupiah. Jadi setiap ban motor yang mau ditambal, yang saya tambal terlebih dahulu itu biasanya yang tidak ada lubangnya, sehingga selalu lebih dari 1 lubang. Nah ini karakter saya yang buruk...

Semua teknik seperti itu terus berjalan, sampai oli pun juga seperti itu. Karakter saya itu belum berubah. Sampai pada akhirnya... waktu di SMA itu saya melihat seorang wanita yang saya sukai, dia rajin mengikuti persekutuan di SMA itu. Karena saya menyukainya, maka saya juga terdorong untk mengikuti persekutuan doa itu. Wanita itu tidak menyukai saya, saya tidak mendapat cintanya, tapi di sanalah saya mendapatkan cinta Tuhan, yang akhirnya merubah karakter saya dalam perjalanan itu.

Saya tidak pernah memahami bahwa orang seperti saya ini masih bisa mendapatkan cinta dari Tuhan. Dari sanalah saya berangkat, mencoba untuk percaya pada Tuhan. Setelah saya mengenal kebenaran, itu merubah banyak pemikiran dalam diri saya, yang lebih berharga buat saya adalah kekekalan yang akan datang.

John Peter juga diundang ke studio. Berikut ini wawancaranya dengan host Solusi.

Host: Siapa yang memberikan inspirasi untuk bapak sehinga bapak bisa sukses seperti saat ini?

John Peter: Ada 3 dalam hidup saya... yang pertama, keluarga yang menampung saya saat saya tidak tahu harus bagaimana di Cirebon. Ya itulah keluarga teman baik saya. Saya belajar banyak dari mereka...

Host: Apakah bapak pernah mengalami kegagalan dari usaha itu?

John Peter: Saya kira perusahaan yang saya bangun lebih banyak yang gagal daripada yang berhasil. Namun dalam hitungan saya, 10 gagal 1 berhasil itu melebihi ekspektasi saya.

Host: Apa kunci sukses bapak?

John Peter: Dalam prinsip saya, gagal itu sebenarnya yang paling gagal adalah karena tidak mencoba. Gagal istilahnya merupakan sukses yang tertunda. Dan jangan lupa belajar dari kegagalan itu. Minimal kita mendapat pelajaran kenapa kita bisa gagal

www.jawaban.com

Tidak ada komentar: