Kamis, 31 Januari 2008

Dari Bakul Ikan Jadi Pengusaha Sukses

Susi Pudjiastuti Terima Penghargaan Primaniyarta

SEKIRA 25 tahun yang lalu, wanita ini hanya seorang bakul ikan. Ia rela begadang tiap malam untuk berburu ikan segar dari para nelayan di Pantai Pangandaran. Setelah dua tahun bergelut dengan bau amis, ia yang tidak tamat SMA itu justru lahir sebagai pengusaha sukses.

Ia adalah Susi Pudjiastuti, Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti. Wanita yang terbiasa mengemudikan mobil truk ini tidak menyangka bakal meraih penghargaan Primaniyarta Award 2005, untuk kategori usaha kecil menengah (UKM). Susi dinilai tim independen, sebagai pengusaha yang gigih menembus pasar ekspor.

Susi menyadari proses seleksi untuk pemberian penghargaan ka-tegori perusahaan pengekspor terbaik di negeri ini, cukup ketat. Selain diseleksi oleh Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN), proses pemilihannya juga melibatkan majalah Swa, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan tim Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Tidak heran, Susi merasa kaget tapi juga bersyukur, ketika diumumkan sebagai peraih Primaniyarta Award 2005 ini. Rencananya, penghargaan itu diberikan Rabu (5/10) di Jakarta, oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di sela-sela pameran ekspor Indonesia.

Penghargaan Primaniyarta ini dilangsungkan oleh Departemen Perdagangan, dalam hal ini BPEN, sebagai penyelenggaranya. Primaniyarta diberikan ke pengekspor terbaik di Indonesia. Penghargaannya ada tiga kategori, yaitu perusahaan pengekspor besar, pengekspor UKM dan pengekspor merk global.

Untuk kategori pengekspor UKM total asetnya tak boleh lebih dari Rp 10 miliar. Hal dinilai bukan saja kegigihan dalam melakukan ekspor, tapi juga kesinambungan dan perjuangan dalam menembus pasar ekspor.

Diterimanya Primaniyarta UKM bagi Susi, bisa jadi sebagai pengakuan dari pemerintah atas kerja kerasnya. Ia merasa telah jungkir balik dalam membangun usahanya, dimulai sebagai bakul ikan. "Ini pengakuan dari pemerintah pusat. Saya senang sekali bisa mendapatkan penghargaan ini," kata Susi.

Saat ditemui "PR", Susi mengaku masih kebingungan, bakal tampil dengan pakaian apa di acara pemberian penghargaan itu. Jika mengenakan pakaian nasional, ia bermasalah dengan rambutnya. "Rambut saya ini pendek, bagaimana nanti kalau pakai gelung," katanya sambil tertawa.

Susi mengungkapkan, pilihan sebagai bakul ikan dilakoninya, karena sadar bahwa selembar ijazah SMP, sulit laku untuk bekerja kantoran di sektor formal. Awal tahun 80-an, ia drop out (DO) dari sebuah SMA di Yogyakarta. Lalu, pulang kampung ke Pangandaran. Di daerah inilah, ia memilih sebagai bakul ikan.

Tak disangka, usaha yang digelutinya berkembang pesat. Ia pun merambah wilayah Cirebon dan Indramayu. Di pantura, bukan hanya jual ikan, tapi juga kodok. Di daerah ini, usahanya mulai menunjukkan hasil, semula bisa memasarkan 50 kg ikan/hari menjadi satu ton/hari. Ikan itu ia jual langsung ke Jakarta.

"Saat itu, saya kadang menyetir truk sendiri untuk membawa ikan di Jakarta. Tidur di gudang pabrik ikan milik bandar di Jakarta. Setelah mendapatkan uang, lalu balik lagi ke Cirebon. Itu dilakukan mulai tahun 1985 hingga 1987," kenang Susi.
-Pikiran Rakyat/Journalist:undang sudrajat
www.pikiran-rakyat.com

Inspirasi:
Kegigihan dan keuletan dalam menekuni suatu bidang tertentu, kalau dilaksanakan dengan sungguh-sungguh akan membuahkan hasil kesusksesan.


Salam Sukses

Tidak ada komentar: